Selasa, 17 November 2015

Hard News

Hard news pada umumnya mengacu berita up-to-menit atau update setiap menit dan peristiwa dilaporkan segera secara langsung. ekonomi, kriminal, perang, politik, bencana, kecelakaan termasuk dalam hard news. berita yang terkandung sesuai dengan fakta.

Contoh Hard News:

PARIS, KOMPAS.com - Serangan di Paris, Perancis, pada Jumat (13/11/2015) terjadi secara serempak di sejumlah tempat.

Serangan tersebut berupa penembakan dan bom bunuh diri. Pejabat Perancis menyatakan, sedikitnya 153 orang tewas dalam penembakan dan pengeboman di Paris dan Saint-Denis, tempat stadion Stade de France berada.

Sebanyak 112 di antaranya terbunuh di ruang konser Bataclan, menurut Kementerian Dalam Negeri Perancis.

TV jaringan CNN, BFMTV melaporkan, unit SWAT menyerbu ruang konser Bataclan. Dua penyerang dibunuh, kata kepolisian setempat.

Polisi juga membebaskan sedikitnya 100 sandera di dalam ruang konser," kata produser CNN. Beberapa di antaranya tampak terluka.

Presiden Perancis kepada wartawan mengatakan, "para teroris yang melakukan kekejaman ini akan menghadapi Perancis yang nekad dan bersatu."

Menurut Hollande, dalam menghadapi teror ini, semua warga Perancis harus mengetahui cara mempertahankan diri, memobilisasi kekuatan dan mengatasi teroris.


Referensi:
1. http://www.answers.com/Q/Explain_and_define_hard_and_soft_news
2. http://www.slideshare.net/asiyasiddika28/hard-news-vs-soft-news
3.http://internasional.kompas.com/read/2015/11/14/09070481/Korban.Tewas.Serangan.di.Paris.Bertambah.Jadi.153.Orang

Soft News

Berita soft news adalah berita yang dari segi struktur penulisan relatif lebih luwes, dan dari segi isi tidak terlalu berat. Soft news umumnya tidak terlalu lugas, tidak kaku, atau ketat, khususnya dalam soal waktunya. Misalnya: tulisan untuk menggambarkan kesulitan yang dihadapi rakyat kecil akibat krisis ekonomi akhir-akhir ini. Selama krisis ekonomi ini masih berlanjut, berita itu bisa diturunkan kapan saja. Atau tulisan tentang artis Meriam Bellina, yang punya hobi baru mengkoleksi pot bunga antik. Biasanya lebih banyak mengangkat aspek kemanusiaan (human interest).

Dari segi bentuknya, soft news masih bisa kita perinci lagi menjadi dua: news feature dan feature. Feature adalah sejenis tulisan khas yang berbentuk luwes, tahan waktu, menarik, strukturnya tidak kaku, dan biasanya mengangkat aspek kemanusiaan. Panjang tulisan feature bervariasi dan boleh ditulis seberapa panjang pun, sejauh masih menarik. Misalnya, feature tentang kehidupan sehari-hari nelayan di Marunda. Sedangkan news feature adalah feature yang mengandung unsur berita. Misalnya, tulisan yang menggambarkan peristiwa penangkapan seorang pencuri oleh polisi, yang diawali dengan kejar-kejaran, tertangkap, lepas lagi, dan semua liku-liku proses penangkapan itu disajikan secara seru, menarik, dan dramatis, seperti kita menonton film saja.

Contoh lainnya

Celana denim atau yang lebih dikenal dengan sebutan jeans merupakan trend fashion di seluruh dunia. untuk membuat kain celana denim atau jeans tetap awet dan terjaga sebaiknya jangan dicuci terlalu sering kecuali jika ada noda yang membandel sulit dihilangkan. karena terlalu sering mencuci celana jeans dapat mengakibatkan warna celana jeans anda menjadi mudah pudar.
adapun ketika ingin mencuci celana jeans kesayangan anda harus perhatikan secara khusus yaitu:

- Pastikan membalik sisi bagian celana jeans anda saat mencuci atau merendam, agar tetap awet dan terjaga.
- Gunakan detergen tanpa pemutih ketika hendak mencuci celana jeans.
- Hindari menggunakan air panas saat ingin mencuci celana jeans, karena bisa merusak serat kain celana jeans anda.
- Usahakan jangan memakai mesin cuci untuk mencuci celana jeans, bisa membuat jeans anda kendur atau longgar.

Referensi:

1. http://jurnal-imkom.blogspot.co.id/2011/02/perbedaan-hard-news-dan-soft-news.html

2. http://www.answers.com/Q/Explain_and_define_hard_and_soft_news

3. http://www.slideshare.net/asiyasiddika28/hard-news-vs-soft-news

Laporan Interpretatif

Laporan interpretatif adalah reportase atau report (laporan mengenai keterangan lanjutan atas suatu kejadian yang sudah banyak diketahui secara luas) yang mengandung pemikiran, penafsiran, pandangan, dan tidak jarang juga pendapat wartawan. Di sini wartawan mengulas suatu berita yang baru terjadi ataupun yang sudah lama terjadi dengan memberikan interpretasi, spekulasi, dan pendapat. Laporan interpretatif merupakan suatu bentuk laporan yang lebih bebas. Umumnya kualifikasi wartawan yang dipercaya untuk mengerjakannya adalah wartawan senior. Wartawan yang dimaksud adalah wartawan yang sangat menguasai masalah seputar topik yang diangkat dan dapat melakukannya dengan baik, jujur, dan objektif. Dia juga berani mengutarakan penafsiran, pendapat, dan pemikirannya karena ia memang berada pada posisi mengetahui fakta yang berkaitan dengan peristiwa yang dilaporkan.

Contoh laporan interpretatif:

Insomnia adalah kondisi saat seseorang mengalami kesulitan untuk tidur atau tidak bisa tidur cukup lama sesuai dengan waktu yang dibutuhkan tubuh meski dia memiliki kesempatan untuk melakukannya. Hal tersebut menyebabkan kondisi fisik penderita insomnia menjadi tidak cukup fit untuk melakukan aktivitas keesokan harinya.

Interpretasi:
Sebagian besar masyarakat Indonesia mengalami hal tersebut, baik yang sudah dewasa maupun yang masih remaja. Kasus seperti ini lebih cenderung kepada kebiasaan masyarakat yang 'tidak ikhlas' untuk tidur diawal waktu. Banyak dari mereka mengatakan bahwa jam 10 malam masih belum lelah dan kebanyakan dari mereka melakukan kegiatan untuk menghibur diri juga membuat mereka kecanduan. Hal tersebut dapat memengaruhi kegiatan diesok hari seperti kurang konsentrasi, mengantuk, menurunnya daya tahan tubuh. Maka daripada itu perlu adanya pola hidup yang sehat seperti tidur tepat waktu dan mengurangi yang namanya begadang.


Referensi:


1. Willing, S. (2010). Laporan Interpretatif. In Jurnalistik; Petunjuk Teknis Menulis Berita (p. 105). Jakarta: Erlangga.


2. http://www.alodokter.com/insomnia

Senin, 16 November 2015

Sejarah Jurnalistik

Sejarah jurnalistik berawal pada zaman Romawi kuno sekitar 60 tahun Sebelum Masehi (SM).

Ketika itu sudah muncul media untuk pernyataan umum yang kemudian dikenal sebagai surat kabar, seperti yang kita kenal saat ini. Adapun media tersebut diberi nama Acta Senatus atau Acta Diurna Populi Romawi.

Acta Diurna Populi Romawi yang disingkat dengan Acta Diurna terbit setiap hari dan isinya memuat pengumuman dari Kaisar Roma dan berita-berita kekaisaran lainnya yang ditempel atau dipasang di pusat kota yang disebut Forum Romanum. Pada mulanya Acta Diurna ditulis diatas meja dan setiap orang yang melintasinya dapat membacanya. Mereka yang sering membaca Acta Diurna di meja itu semakin banyak jumlahnya. Orang yang tidak mendapat kesempatan membaca langsung disana ataupun tidak sempat datang ke Roma untuk mengunjungi meja itu dapat memesan kepada orang lain untuk mencatat isi beritanya. Orang yang mencatat itu disebut Actuari atau pencatat berita.
Ternyata kian hari jumlah para Actuari ini juga semakin membeludak. Untuk itu, Acta Diurna akhirnya dibacakan tiap pagi selama dua jam oleh pegawai istana. Isinya juga semakin lengkap dan beragam manyangkut antara lain berita pertukaran pejabat istana,perpindahan pegawai, kunjungan resmi pejabat, undangan kaisar, berita keluarga, upacara kerajaan, termasuk mengenai pertunjukan sirkus. Perkembangan selanjutnya ditulis dan ditempel di Forum Romanum.

Acta Diurna diterbitkan oleh Julius Caesar pada tahun 59 SM dan ternyata tetap bertahan selama empat abad sampai runtuhnya kekaisaran Roma pada tahun 476 Masehi. Di zaman kekaisaran Augustus cara penyampaian berita banyak diperbaiki, yaitu melalui cara beranting.

Para pakar menyebut masa sebelum Acta Diurma sebagai Masa Prajurnalis dan masalah Acta Diurna sebagai Masa Jurnalis.

Dalam sejarah Islam, cikal bakal jurnalistik yang pertama kali di dunia adalah pada zaman Nabi Nuh. Saat banjir besar melanda kaumnya, Nabi Nuh berada didalam kapal beserta sanak keluarga, para pengikut yang saleh, dan segala macam hewan.Untuk mengetahui apakah air bah sudah surut, Nabi Nuh mengutus seekor burung dara ke luar kapal untuk memantau keadaan air dan kemungkinan adanya makanan. Sang burung dara hanya melihat daun dan ranting pohon.

Di Indonesia, sejarah persuratkabaran telah berlangsung sejak zaman penjajahan. Percobaan pertama penerbitan pers pada zaman Hindia - Belanda terjadi pada pertengahan Abad ke - 17. Berita - berita dari Eropa yang sampai ke Batavia disusun oleh kantor Gubernur Jenderal Jen Pieterzoon Coen untuk selanjutnya dikirim dalam bentuk tulisan tangan antara lain ke Ambon. Berita ini bertajuk Memorie de Nouvelles (sekitar 1615) dan merupakan purwarupa surat kabar Belanda di negeri jajahannya ini. Namun demikian, berita yang masih ditulis tangan ini belum bisa disebut koran pertama yang terbit di Indonesia. Sebab, sekitar satu abad sesudah itu (abad ke - 18), muncul pula Bataviasche Noevelles yang terbit dalam bentuk koran. Koran yang terbit pertama kali pada 7 Agustus 1744 ini merupakan koran resmi pemerintahan Gubernur Jenderal Van Imhoff. Namun koran ini hanya bertahan selama sekitar dua tahun.

Referensi:

1. Willing, S. (2010). Pengertian Jurnalistik. In Jurnalistik; Petunjuk Teknis Menulis Berita (p. 4). Jakarta: Erlangga.

2. https://www.academia.edu/8895545/Sejarah_Jurnalistik_Dunia

3. Muhtadi, A. (1999). Pengertian Serta Perkembangan Pers dan Jurnalistik. in jurnalistik: Pendekatan Teori dan Praktik (p.21). Ciputat; Logos Wacana Ilmu

Laporan Investigasi

Investigasi merupakan suatu teknik memperoleh sebanyak mungkin informasi mengenai sesuatu melalui penyelidikan atau pemeriksaan yang mendalam. Terkadang berkesan melakukan pengusutan suatu perkara lama untuk mencari kebenaran atau menemukan fakta - fakta baru atas peristiwa yang sudah lama terjadi. Seperti halnya penelitian dan observasi, investigasi juga memanfaatkan metode-metode penelitian, observasi, hasil survei, dan lain-lain untuk menguji suatu kebenaran atas fakta atau data yang diperoleh. Investigasi biasanya hanya dilakukan dalam waktu yang lebih pendek dari penelitian. Demi menggali informasi yang selengkap-lengkapnya inilah tidak jarang wartawan harus melakukan investigasi dan observasi langsung ke lapangan. Dilihat dari caranya memperoleh informasi inilah kemudian muncul istilah Reportase Investigasi.

Contoh laporan investigasi:

Di Bekasi terdapat tempat memproduksi beras untuk di wilayah tersebut dan sudah menjadi tempat berlangganan konsumen untuk membeli beras. Namun terdapat kabar berhembus bahwa adanya beras berpemutih yang disebut-sebut telah tersebar di wilayah Bekasi. Hal ini tentu menjadi halnya meresahkan konsumen, karena jika beras itu dikonsumsi maka akan berdampak buruk dalam jangka panjang bahkan dapat menyebabkan kanker. Hal ini perlu mendapat tanggapan serius oleh pihak berwajib. Maka daripada itu dilakukanlah penelusuran tentang pembuatan beras yang mengandung pemutih. Tim penelusur diturunkan oleh instansi terkait untuk menelusuri perihal tersebut. Lalu salah satu pembuat beras pemutih yang dirahasiakan identitasnya telah menyatakan bahwa dia telah membuat barang ilegal tersebut dengan zat chlorin. Zat chlorin jika dikonsumsi dalam jangka panjang dapat menyebabkan penyumbatan pembuluh darah dan bahkan dapat mnyebabkan kanker. Tidak lama semenjak penelusuran terebut, tempat memproduksi beras dengan pemutih itu diringkus oleh polisi dan barang bukti diamankan. Meskipun telah diringkus, dapat dipastikan masih ada lagi tempat memproduksi beras dengan pemutih tersebut di wilayah Bekasi. Maka daripada itu, masyarakat dihimbau untuk lebih teliti dalam memilih beras yang akan dibeli. Karena beras dengan pemutih memiliki ciri-ciri lebih rapuh, dan jika direndam air akan tercium bau bahan kimia. 

Referensi: 

1. Willing, S. (2010). Laporan Interpretatif. In Jurnalistik; Petunjuk Teknis Menulis Berita (p. 115). Jakarta: Erlangga.

2. http://drozindonesiatranstv.blogspot.co.id/2014/12/waspadai-bahaya-beras-pakai-pemutih.html