1.
Masyarakat Perkotaan
-
Pengertian Masyarakat
Kumpulan dari sejumlah orang dalam suatu tempat tertentu yang
menunjukkan adanya pemilikan atas norma-norma hidup bersama walaupun didalamnya
terdapat lapisan atau lingkungan sosial. Secara geografis dan sosiologis dapat
dibedakan menjadi masyarakat perkotaan dan masyarakat pedesaan (glosarium) [1] [2]
Masyarakat (society) diartikan sebagai sekelompok
orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana
sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam
kelompok tersebut. Kata "masyarakat"
sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab, musyarak. Lebih abstraknya, sebuah
masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas.
Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu
sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok
orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.
Adapun pengertian
masyarakat menurut para ahli adalah :
b. Max Weber, Masyarakat sebagai suatu struktur
atau aksi yang pada pokoknya ditentukan oleh harapan dan nilai-nilai yang
dominan pada warganya.
c. Emile Durkheim, Masyarakat adalah suatu kenyataan objektif
individu-individu yang merupakan anggota-anggotanya.
individu-individu yang merupakan anggota-anggotanya.
d. Karl Marx, Masyarakat adalah suatu
struktur yang menderita ketegangan organisasi ataupun perkembangan karena
adanya pertentangan antara kelompok-kelompok yang terpecah-pecah secara
ekonomis.
-
Syarat Menjadi Masyarakat
Menurut Marion Levy diperlukan empat kriteria
yang harus dipenuhi agar sekumpolan manusia bisa dikatakan / disebut sebagai
masyarakat.
1. Ada sistem tindakan utama.
2. Saling setia pada sistem tindakan utama.
3. Mampu bertahan lebih dari masa hidup seorang anggota.
4. Sebagian atan seluruh anggota baru didapat dari kelahiran / reproduksi manusia. [3]
2. Saling setia pada sistem tindakan utama.
3. Mampu bertahan lebih dari masa hidup seorang anggota.
4. Sebagian atan seluruh anggota baru didapat dari kelahiran / reproduksi manusia. [3]
-
Pengertian Masyarakat Perkotaan
Masyarakat
perkotaan sering disebut urban community . Pengertian masyarakat kota lebih
ditekankan pada sifat kehidupannya serta cirri-ciri kehidupannya yang berbeda
dengan masyarakat pedesaan.
-
Tipe Masyarakat
Dipandang dari cara terbentuknya, masyarakat
dapat dibagi dalam :
masyarakat paksaan, misalnya Negara,
masyarakat tawanan, dan lain-lain
masyarakat merdeka, yang terbagi dalam :
1) masyarakat nature, yaitu masyarakat yang
terjadi dengan sendirinya, seperti gerombolan, suku, yang bertalian dengan
hubungan darah atau keturunan
2)
masyarakat
kultur, yaitu masyarakat yang terjadi karena kepentingan keduniaan atau
kepercayaan, misalnya koperasi, kongsi perekonomian, gereja dan sabagainya [4]
-
Ciri-Ciri Masyarakat Kota
Ada beberapa ciri yang menonjol pada
masyarakat kota yaitu :
1. Kehidupan keagamaan berkurang bila
dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa.
2. Orang kota pada umumnya dapat mengurus
dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain. Yang penting disini
adalah manusia perorangan atau individu.
3. Pembagian kerja di antara warga-warga kota
juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata.
4. Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan
pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota dari pada warga desa.
5. Interaksi yang terjadi lebih banyak terjadi
berdasarkan pada faktor kepentingan dari pada faktor pribadi.
6. Pembagian waktu yang lebih teliti dan
sangat penting, untuk dapat mengejar kebutuhan individu.
7. Perubahan-perubahan sosial tampak dengan
nyata di kota-kota, sebab kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh dari
luar.
2.
Masyarakat Pedesaan
-
Pengertian Desa
Yang dimaksud dengan desa
menurut Sutardjo Kartohardikusuma mengemukakan sebagai berikut :
Desa adalah suatu kesatuan hukum
dimana bertempat tinggal suatu masyarakat pemerintahan sendiri.
Menurut Bintaro desa merupakan
perwujudan atau kesatuan geograpi, sosial, ekonomi, politik dan cultural yang
terdapat di situ (suatu daerah) dalam hubungannya dan pengaruhnya secara timbal
balik dengan daerah lain.
Sedangkan menurut Paul H. Landis
: Desa adalah penduduknya kurang dari 2.500 jiwa .
Dengan cara sebagai berikut :
a) Mempunyai
pergaualan hidup yang saling kenal mengenal antar ribuan jiwa
b) Ada pertalian
perasaan yang sama tentang kesukaan terhadap kebiasaan.
c) Cara
berusaha (ekonomi) adalah agraris yang paling umum yang sangat di pengaruhi
alam seperti: iklim, keadaan alam, kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang
bukan agraris adalah bersifat sambilan.
-
Ciri-ciri masyarakat
pedesaan
a) Di
antara warganya mempunyai hubungan yang lebih mandalam dan erat bila di
bandingkan dengan masyarakat pedesaan lainnya di luar batas-batas wilayahnya.
b) Sebagian
besar warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian.
c) Sistem
kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan (Gemeinschaft atau
paguyuban ).
d) Masyarakat
tersebut homogen, seperti dalamhal mata pencarian, agama, adat istiadat dan
sebagainya. [5]
-
Unsur-Unsur Desa
Dalam pembentukan sebuah desa terdapat
3 unsur pokok:
a.) Daerah/wilayah yang merupakan
tempat tinggal dan tempat beraktivitas.
b.) Penduduk adalah terkait dengan
kualitas dan kuantitas.
c.) Tata kehidupan atau aturan –
aturan yang berhubung langsung dengan keadan masyarakat dan adat istiadat
setempat.
Dalam perkembangan suatu tempat
menjadi suatu desa atau kota tidak lepas dari keinginan serta kemampuan manusia
yang tinggal di tempat itu, karena desa dan kota pada dasarnya adalah sama,
merupakan tempat tinggal penduduk. Yang membedakan adalah perkembangannya. [6]
-
Fungsi-Fungsi Desa
1)
Desa
sebagai hinterland (pemasok kebutuhan bagi kota).
2)
Desa
merupakan sumber tenaga kerja kasar bagi perkotaan.
3)
Desa
merupakan mitra bagi pembangunan kota.
4)
Desa sebagai
bentuk pemerintahan terkecil di wilayah Kesatuan Negara Republik Indonesia.
[7]
4. Tentang Kampung Halaman
Saya
Saya memiliki dua kampung
halaman, yaitu di daerah Kota Cimahi dan Citeureup, Bogor. Di Cimahi adalah
kampung halaman dari Ayah saya dan Bogor adalah dari Ibu saya. Sebelumnya kampung
halaman Ibu saya ada di Bekasi, namun sekarang sudah pindah ke Bogor karena Nenek
saya ingin mencari ketenangan di daerah Bogor sana dan ingin pula bercocok
tanam disana.
Di Cimahi saya selalu
melihat banyak pusat pelatian tentara. Selalu ada bunyi terompet untuk
membangunkan para tentara yang sedang dilatih disana karena rumah Kakek dari
Ayah saya memang tinggal bersebelahan dengan PUSDIK ARMED (Pusat Pendidikan
Artileri Medan). Kakek saya dahulu adalah seorang pejuang kemerdekaan RI tahun
1945, Alhamdulillah sampai tugas ini diketik, beliau masih panjang umur. Tempat
ini juga dekat dengan lapangan Brigif 15 Kujang dimana tempat tersebut biasa
digunakan sebagai tempat latihan tentara sekaligus tempat untuk berolahraga
para warga setempat, seperti sepak bola, bulu tangkis, volley, dll.
Di Citeureup, Bogor, saya
agak lupa dengan daerahnya dimana namun saat kesana saya seperti naik turun
bukit, dan itu cukup curam. Dan ada titik dimana mobil Ayah saya tidak mampu
untuk terus melanjutkan sampai ke rumah Nenek saya. Sampai dititik tersebut,
saya dan orang tua saya memutuskan untuk menggunakan ojek motor untuk melanjutkan
perjalanan menuju ke rumah Nenek saya. Setelah sampai di rumah Nenek Saya,
kesan pertama setelah melihat rumah nenek saya itu yaitu “Sederhana”. Rumah
disana cukup membuat saya prihatin, pasalnya saat rumah nenek saya masih di
Solo masih lebih baik dibandingkan dengan yang di Bogor ini karena disini belum
di plur atau sebutannya belum di Keramik. Tempat ini membuat seakan-akan sedikit
kumuh. Rumah ini juga menggunakan model Joglo dan hal itu membuat rumah ini
unik, karena selain rumah tersebut menggunakan model joglo, rumah tersebut
memiliki halaman yang sangat luas dengan tanaman sayur mayor tertanam disana.
Saat saya melihat seluruh ruangan ada hal yang cukup memprihatinkan, yaitu saat
ingin ke kamar mandi dan disana sulit untuk mendapatkan air. Untuk mendapatkan
air kita harus menimba air dari sumur dan itu cukup berat. Tapi terkadang saat
musim panas tiba, air di sumur rumah nenek saya kering dan kita harus mengmbil
air di rumah tetangga dengan jerigen
ataupun ember dan jaraknya itu sekitar lebih dari 500 meter ditambah jalanan yang
terjal menanjak dan menurun seperti saat kita mendaki gunung. Namun
dibandingkan dengan rumah kakek saya yang di Cimahi, disini lebih ke pedesaan
diandingkan yang di Cimahi yang lebih terlihat seperti kota meskipun ini memang
sebuah kota. Di Citeureup saya lebih mengenal yang namanya bercocok tanam dan
dapat mensyukuri apa yang telah Tuhan berikan kepada saya seperti kemudahan
hidup yang saya dapatkan sekarang ini apalagi dilingkungan Citeureup ini saya banyak
melihat teman sebaya saya yang putus sekolah karena tidak memiliki biaya.
Seperti itulah sekilas
tentang kampung halaman saya. Terima kasih atas perhatiannya.
Referensi [2]: Glosarium kemsos.go.id
Referesi [3]: http://cahyamenethil.wordpress.com/2010/11/29/masyarakat-perkotaan-dan-masyarakat-pedesaan/
Referensi [4]: http://fadlyghopal.wordpress.com/2010/12/04/masyarakat-perkotaan-dan-masyarakat-pedesaan/
Referensi [5]: http://strafaelyudistira.wordpress.com/2012/12/02/masyarakat-perkotaan-aspek-aspek-positif-dan-negatif/
Referensi [6]: http://pinterdw.blogspot.com/2012/03/unsur-unsur-desa.html
Referensi
[7]: http://blogdesa.mywapblog.com/fungsi-desa.xhtml