Tugas Softskill
Sabtu, 10 Januari 2015
Puisi: Pelangi Terindah
Karya: Mukti Muhamad Irvan
Pernah ku
lihat warna-warna indah di langit
Saat itu
sunyi setelah hujan lebat
Tetesan air
dari genting rumahku
Menjadi
musik pengiring kala itu
Aroma segar tercium hingga sejuk
batin ini
Suasana yang jarang kutemui
Basah dan damai
Langit pun meredupkan matahari
dengan cumulonimbus-nya
Tak ada yang
jauh berbeda dengan di Sekolah
Namun yang
berbeda disini tidak hujan
Bagaimana
bisa sedang tidak hujan namun terasa hujan?
Hanya dengan
sebuah aksara yang tersusun rapih lalu aku merasa gembira?
Ada kekuatan dibalik kata-kata itu
Menggerogoti hati yang lembut ini
Semua tampak biasa saat kau baca
Tapi bagiku itu adalah api yang dilema
antara hati dan sujud
Seperti apa
aku harus menanggapinya?
Kata demi
kata kubaca
Seakan bisa
mendengar dirimu berucap
Dengan suara
khasmu yang indah
Dengan nama tercantum dalam suratnya
Apa aku sudah gila karenanya?
Ah pikiranku sudah tak menginjak
bumi
Terbang tinggi melintasi batas
nirwana
Namun itu tetap
seperti pelangi
Menghilang
seiring berjalannya waktu
Tak ada yang
bisa aku lakukan
Selain
meratapi kepergian yang tak bisa kutahan!
Semua pun berubah menjadi biasa
Hanya melalui hati aku merasakan
semuanya
Rasa hangat yg memberiku kekuatan
Hingga akhirnya kita dipertemukan
kembali
Kamis, 08 Januari 2015
TUGAS 9 ILMU SOSIAL DASAR: ILMU PENGETAHUAN TEKNOLOGI DAN KEMISKINAN
I. Pengertian
Ilmu Pengetahuan
Pengertian
ilmu pengetahuan adalah sebuah sarana atau definisi tentang alam semesta yang
diterjemahkan kedalam bahasa yang bisa dimengerti oleh manusia sebagai usaha
untuk mengetahui dan mengingat tentang sesuatu. dalam kata lain dapat kita
ketahui definisi arti ilmu yaitu sesuatu yang didapat dari kegiatan membaca dan
memahami benda-benda maupun peristiwa, diwaktu kecil kita belajar membaca huruf
abjad, lalu berlanjut menelaah kata-kata dan seiring bertambahnya usia
secara sadar atau tidak sadar sebenarnya kita terus belajar membaca, hanya saja
yang dibaca sudah berkembang bukan hanya dalam bentuk bahasa tulis namun
membaca alam semesta seisinya sebagai usaha dalam menemukan kebenaran. Dengan
ilmu maka hidup menjadi mudah, karena ilmu juga merupakan alat untuk menjalani
kehidupan.
Macam-macam
pengertian ilmu
- Ilmu adalah panduan atau
petunjuk yang diberikan oleh Tuhan kepada manusia sebagai bekal
untuk menjadi khalifah dalam mengelola dunia, ibarat ketika kita membeli
suatu barang elektronik maka dibekali buku panduan oleh produsenya untuk
dipelajari sehingga dapat menemukan cara terbaik dalam menggunakan,
merawat dan memperbaiki barang elektronik tersebut.
- Ilmu adalah cahaya sebagai
penerang langkah kehidupan serta bekal untuk mengenal Tuhan.
- Ilmu merupakan alat untuk
membedakan antara orang yang mengetahui dengan tidak mengetahui.
- Tuhan akan meninggikan derajat
orang-orang berilmu apabila mengamalkan ilmunya. Derajat orang berilmu
yang bermanfaat itu lebih tinggi dari ahli ibadah.
- Ilmu itu jauh lebih baik dari
pada harta.
Sumber-sumber
ilmu
- Kabar yang dapat dipercaya.
- Indera lahir maupun batin.
- Akal berupa nalar maupun
intelektual
- Intuisi
Jenis-jenis
ilmu
- Ilmu abadi yaitu pengetahuan
yang diberikan oleh Tuhan kepada manusia dalam bentuk kitab suci alquran
dan hadist yang disampaikan kepada manusia melalui perantara rasul sebagai
utusan Tuhan, ilmu jenis ini merupakan suatu bentuk yang sudah pasti benar
dan tidak berubah serta dapat dibuktikan dalam situasi,kondisi dan zaman
apapun.
- Ilmu yang dicari yaitu
pengetahuan yang didapat oleh manusia sebagai hasil dari usaha mencari
suatau definisi alam semesta, ilmu jenis ini dapat berubah entah itu
bertambah maupun berkurang sesuai dengan hasil riset penemuan manusia
sebagai makhluk yang dibekali akal. sebuah ilmu bisa dianggap benar dimasa
lalu namun bisa jadi sudah tidak cocok dimasa depan ketika dilakukan
penelitian baru.
Contohnya
Ilmu Pengetahuan Alam yang mengkaji tentang hal-hal yang sifatnya alamiah dan pasti. Ilmu pengetahuan sosial yaitu mengkaji mengenai hal-hal yang sifatnya berkaitan tentang kehidupan manusia dalam berinteraksi dengan manusia lainnya. [1]
II. Pengertian Teknologi
Pengertian Teknologi sebenarnya berasal dari kata Bahasa Perancis yaitu “La Teknique“ yang dapat diartikan dengan ”Semua proses yang dilaksanakan dalam upaya untuk mewujudkan sesuatu secara rasional”. Dalam hal ini yang dimaksudkan dengan sesuatu tersebut dapat saja berupa benda atau konsep, pembatasan cara yaitu secara rasional adalah penting sekali dipahami disini sedemikian pembuatan atau pewujudan sesuatu tersebut dapat dilaksanakan secara berulang (repetisi).
Teknologi dalam arti ini dapat diketahui melalui barang-barang, benda-benda, atau alat-alat yang berhasil dibuat oleh manusia untuk memudahkan dan menggampangkan realisasi hidupnya di dalam dunia. Hal mana juga memperlihatkan tentang wujud dari karya cipta dan karya seni (Yunani techne) manusia selaku homo technicus. Dari sini muncullah istilah “teknologi”, yang berarti ilmu yang mempelajari tentang “techne” manusia. Tetapi pemahaman seperti itu baru memperlihatkan satu segi saja dari kandungan kata “teknologi”. Teknologi sebenarnya lebih dari sekedar penciptaan barang, benda atau alat dari manusia selaku homo technicus atau homo faber. Teknologi bahkan telah menjadi suatu sistem atau struktur dalam eksistensi manusia di dalam dunia.Teknologi bukan lagi sekedar sebagai suatu hasil dari daya cipta yang ada dalam kemampuan dan keunggulan manusia, tetapi ia bahkan telah menjadi suatu “dayapencipta” yang berdiri di luar kemampuan manusia, yang pada gilirannya kemudian membentuk dan menciptakan suatu komunitas manusia yang lain. Teknologi juga penerapan keilmuan yang mempelajari dan mengembangkan kemampuan dari suatu rekayasa dengan langkah dan teknik tertentu dalam suatu bidang. Teknologi merupakan Aplikasi ilmu dan engineering untuk mengembangkan mesin dan prosedur agar memperluas dan memperbaiki kondisi manusia atau paling tidak memperbaiki efisiensi manusia pada beberapa aspek.
Contoh:
III. Ciri-Ciri Fenomena Teknik Pada Masyarakat
Menurut Sastrapratedja (1980) memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Rasionalistas, artinya tindakan yang spontan oleh teknik diubah menjadi tindakan yang direncanakan dengan perhitungan rasional.
2. Artifisialitas, artinya selalu membuat sesuatu yang buatan atau tidak alamiah.
3. Otomatisme, artinya dalam hal metode, organisasi dan rumusan dilaksanakan secara otomatis.
4. Teknik berkembang pada suatu kebudayaan.
5. Monisme, artinya semua teknik bersatu, saling berinteraksi dan saling bergantung.
6. Universalisme, artinya teknik melampaui batas-batas kebudayaan dan idiologi, bahkan dapat menguasai kebudayaan.
7. Otonomi artinya teknik berkembang menurut prinsip-prinsip sendiri. [3]
IV. Ciri-Ciri Teknologi Barat
1. Serba intensif dalam segala hal, seperti modal, organisasi, tenaga kerja dan lain-lain, sehingga lebih akrab dengan kaum elit daripada dengan buruh itu sendiri.
2. Dalam struktur sosial, teknologi barat bersifat melestarikan sifat kebergantungan.
3. Kosmologi atau pandangan teknologi Barat adalah: menganggap dirinya sebagai pusat yang lain. [3]
V. Kasus Tentang Teknologi Barat dan Timur Serta Dampak-Dampaknya
Teknologi Amerika yang dibawa oleh PT Freeport Indonesia yang dikelola oleh Amerika dimana perusahaan tersebut mengelola pertambangan yang ada di Papua memberikan penawaran kepada negara kita untuk menuaikan hasil bumi di Papua sana. Dengan teknologi yang dimiliki, mereka terus mengeruk emas yang ada di Papua. Perusahaan tersebut memang membagi hasilnya dengan Indonesia namun jika lebih diteliti lagi hasilnya akan lebih besar lagi jika orang Indonesia sendiri yang mengelolanya.
-Kritik dan Saran
Mengenai kasus diatas, saya hanya memberikan saran yaitu jika orang Indonesia memerlukan ilmu pengetahuan yang cukup mengenai pengembangan teknologi sehingga sumber daya Indonesia bisa diolah sepenuhnya oleh Indonesia.
TUGAS 8 ILMU SOSIAL DASAR: PERTENTANGAN SOSIAL DAN INTEGRASI MASYARAKAT
I. Perbedaan
Kepentingan
Kepentingan
merupakan dasar dari timbulnya tingkah laku individu. Individu bertingkah laku
karena adanya dorongan untuk memenuhi kepentingannya. Kepentingan ini sifatnya
esensial bagi kelangsungan hidup individu itu sendiri, jika individu berhasil
memenuhi kepentingannya, maka ia akan merasakan kepuasan dan sebaliknya
kegagalan dalam memenuhi kepentingan akan menimbilkan masalah baik bagi dirinya
maupun bagi lingkungannya.
Dengan berpegang prinsip bahwa tingkah laku individu
merupakan cara atau alat dalam memenuhi kebutuhannya, maka kegiatan-kegiatan
yang dilakukan oleh individu dalam masyarakat pada hakikatnya merupakan
kepuasan pemenuhan dari kepentingan tersebut.
Oleh karena
individu mengandung arti bahwa tidak ada dua orang yang sama persis dalam
aspek-aspek pribadinya, baik jasmani maupun rohani, maka dengan sendirinya
timbul perbedaan individu dalam hal kepentingannya.
Perbedaan
kepentingan itu antara lain berupa :
1.
kepentingan individu untuk memperoleh kasih sayang
2.
kepentingan individu untuk memperoleh harga diri
3.
kepentingan individu untuk memperoleh penghargaan yang sama
4.
kepentingan individu untuk memperoleh prestasi dan posisi
5.
kepentingan individu untuk dibutuhkan orang lain
6.
kepentingan individu untuk memperoleh kedudukan di dalam kelompoknya
7.
kepentingan individu untuk memperoleh rasa aman dan perlindungan diri
8.
kepentingan individu untuk memperoleh kemerdekaan diri.
Kenyataan-kenyataan
seperti itu menunjukkan ketidakmampuan suatu ideologi mewujudkan idealisme yang
akhirnya akan melahirkan kondisi disintegrasi atau konflik. Permasalahan utama
dalam tinjauan konflik ini adalah adanya jarak yang terlalu besar antara
harapan dengan kenyataan pelaksanaan dan hasilnya kenyataan itu disebabkan oleh
sudut pandang yang berbeda antara pemerintah atau penguasa sebagai pemegang
kendali ideologi dengan berbagai kelompok kepentingan sebagai sub-sub ideologi.
Perbedaan
kepentingan ini tidak secara langsung menyebabkan terjadinya konflik tetapi
mengenal beberapa fase yaitu:
1. fase
disorganisasi yang terjadi karena kesalahpahaman.
2. fase
dis-integrasi yaitu pernyataan tidak setuju.
fase dis-integrasi ini memiliki
tahapan (Menurut Walter W. Martin dkk):
•
ketidaksepahaman anggota kelompok tentang tujuan yang dicapai.
• norma
sosial tidak membantu dalam mencapai tujuan yang disepakati.
• norma yang
telah dihayati bertentangan satu sama lain.
• sanksi
sudah menjadi lemah
• tindakan
anggota masyarakat sudah bertentangan dengan norma kelompok. [1]
II.
Diskriminasi
dan Etnosentrisme
-
Diskriminasi
Diskriminasi merujuk kepada pelayanan yang
tidak adil terhadap individu tertentu, di mana layanan ini dibuat
berdasarkan karakteristik yang diwakili oleh individu tersebut. Diskriminasi
merupakan suatu kejadian yang biasa dijumpai dalam masyarakat manusia,
Ini disebabkan karena kecenderungan manusia untuk
membeda-bedakan yang lain. Ketika seseorang diperlakukan secara
tidak adil karena
karakteristik suku, antargolongan, kelamin, ras, agama
dan kepercayaan, aliranpolitik, kondisi fisik atau karateristik lain yang
diduga merupakan dasar dari tindakan diskriminasi.
Diskriminasi dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Diskriminasi langsung, terjadi
saat hukum, peraturan atau kebijakan jelas-jelas menyebutkan karakteristik
tertentu, seperti jenis kelamin, ras, dan sebagainya, dan menghambat
adanya peluang yang sama.
2. Diskriminasi tidak langsung,
terjadi saat peraturan yang bersifat netral menjadi diskriminatif saat
diterapkan di lapangan
- Etnosentrisme
Etnosentrisme
yaitu suatu kecenderungan yang menganggap nilai-nilai dan norma-norma kebudayaannya
sendiri sebagaai sesuatu yang prima, terbaik, mutlak dan diepergunakan sebagai
tolak ukur untuk menilai dan membedakannya dengan kebudayaan lain.
Etnosentrisme merupakan kecenderungan tak sadar
untuk menginterpretasikan atau menilai kelompok lain dengan tolok ukur
kebudayaannya sendiri. Sikap etnosentrisme dalam tingkah laku berkomunikasi
nampak canggung, tidak luwes.
Setiap suku bangsa atau ras tertentu memiliki ciri
khas kebudayaan yang berbeda dan sekaligus menjadi kebanggaan mereka. Suku
bangsa ras tersebut cendrung menganggap kebudayaan mereka sebagai salah
satu prima, riil, logis, sesuai dengan kodrat alam dan sebagainya. Segala yang
berbeda dengan kebudayaan yang mereka miliki, dipandang sebagai,
dipandang sebagai suatu yang kurang baik, kurang estetis, dan bertentang
dengan kodratnya. [2]
III. Pertentangan atau Ketegangan Dalam Masyarakat
Konflik
(pertentangan) mengandung suatu pengertian tingkah laku yang lebih luas dari
pada yang biasa dibayangkan orang dengan mengartikannya sebagai pertentangan
yang kasar atau perang. Dasar konflik berbeda-beda. Terdapat 3 elemen dasar
yang merupakan cirri-ciri dari situasi konflik yaitu :
- Terdapatnya
dua atau lebih unit-unit atau baigan-bagianyang terlibat didalam konflik
- Unit-unit
tersebut mempunyai perbedaan-perbedaan yang tajam dalam
kebutuhan-kebutuhan, tujuan-tujuan, masalah-masalah, nilai-nilai,
sikap-sikap, maupun gagasan-gagasan
- Terdapatnya
interaksi di antara bagian-bagian yang mempunyai perbedaan-perbedaan
tersebut.
Konflik merupakan suatu tingkah laku yang dibedakan dengan emosi-emosi
tertentu yang sering dihubungkan dengannya, misalnya kebencian atau permusuhan.
Konflik dapat terjadi pada lingkungan yang paling kecil yaitu individu,sampai
kepada lingkungan yang luas yaitu masyarakat.
- Pada taraf
di dalam diri seseorang, konflik menunjuk kepada adanya pertentangan,
ketidakpastian, atau emosi emosi dan dorongan yang antagonistic didalam
diri seseorang
- Pada taraf
kelompok, konflik ditimbulkan dari konflik yang terjadi dalam diri
individu, dari perbedaan-perbedaan pada para anggota kelompok dalam
tujuan-tujuan, nilai-nilai, dan norma-norma, motivasi-motivasi mereka
untuk menjadi anggota kelompok, serta minat mereka.
- pada taraf
masyarakat, konflik juga bersumber pada perbedaan di antara nilai-nilai
dan norma-norma kelompok dengan nilai-nilai an norma-norma kelompok yang
bersangkutan berbeda.Perbedan-perbedaan dalam nilai, tujuan dan norma
serta minat, disebabkan oleh adanya perbedaan pengalaman hidup dan
sumber-sumber sosio-ekonomis didalam suatu kebudayaan tertentu dengan yang
aa dalam kebudayaan-kebudayaan lain.
Adapun cara-cara pemecahan konflik tersebut adalah :
- Elimination; yaitu pengunduran diri salah satu
pihak yang telibat dalam konflik yagn diungkapkan dengan : kami mengalah,
kami mendongkol, kami keluar, kami membentuk kelompok kami sendiri
- Subjugation atau domination, artinya orang atau
pihak yang mempunyai kekuatan terbesar dapat memaksa orang atau pihak lain
untuk mentaatinya
- Mjority Rule artinya suara terbanyak yang
ditentukan dengan voting akan menentukan keputusan, tanpa mempertimbangkan
argumentasi.
- Minority Consent; artinya kelompok mayoritas yang
memenangkan, namun kelompok minoritas tidak merasa dikalahkan dan menerima
keputusan serta sepakan untuk melakukan kegiatan bersama
- Compromise; artinya kedua atau semua sub kelompok
yang telibat dalam konflik berusaha mencari dan mendapatkan jalan tengah
- Integration; artinya pendapat-pendapat yang
bertentangan didiskusikan, dipertimbangkan dan ditelaah kembali sampai
kelompok mencapai suatu keputusan yang memuaskan bagi semua pihak [3]
- Contohnya
Perang antar suku di Papua yang pemicunya karena perbedaan pendapat dan saling ingin memenangkan kelompoknya sendiri sehingga timbullah perpecahan.
IV. Golongan-Golongan yang Berbeda dan Integrasi Sosial
Masyarakat indonesia adalah masyarakat yang majemuk,
msyarakat majemuk itu di persatukan oleh sistim nasional negara
indonesia.aspek" kemasyarakatann yang mempersatukannya antara lain :
1. Suku
bangsa dan kebudayaannya
2. Agama.
3. Bahasa,
4. Nasional
Indonesia
Integrasi
======
masalah besar yang di hadapi indonesia adalah sulitnya itegrasi antara 1 dengan
yang lainnya. masyarakat" yang ada di indonesia mereka tetap hidup
berdampingan pada kemajemukannya,
berikut adalah beberapa variabel yang dapat menghambat integrasi :
1. Klaim/Tuntutan
penguasaan atas wilayah-wilayah yang di anggap sebagai miliknya
2. Isu
asli tidak asli berkaitan dengan perbedaan kehidupan ekonomi antar warga negara
indonesia asli dengan keturunan lain
3. agama, sentimen agama dapat di gerakkan untuk
mempertajam kesukuan.
4. prasangka
yang merupakan sikap permusuhan terhadap seseorang golongan tertentuk.
Dalam hal ini masyarakat indonesia seringkali terhambat integrasinya karena
variabel variabel yang di sebutkan di atas. masyarakat indonesia pada umumnya
masih sulit untuk menerima sesuatu yang baru ataupun yang berbeda dengan yang
biasa ia temukan. misalnya saja antar agama masih sering terjadi permusuhan/
sering terjadi perang agama di desa-desa yang berada di pulau jawa. hal
tersebut menunjukkan bahwa betapa sulitnya bagi mereka untuk berintegrasi tanpa
menyangkut pautkan variabel-variabel yang ada di atas tadi.. [4]
Masyarakat indonesia adalah masyarakat yang majemuk,
msyarakat majemuk itu di persatukan oleh sistim nasional negara
indonesia.aspek" kemasyarakatann yang mempersatukannya antara lain :
1. Suku
bangsa dan kebudayaannya
2. Agama.
3. Bahasa,
4. Nasional
Indonesia
Integrasi
======
masalah besar yang di hadapi indonesia adalah sulitnya itegrasi antara 1 dengan yang lainnya. masyarakat" yang ada di indonesia mereka tetap hidup berdampingan pada kemajemukannya,
berikut adalah beberapa variabel yang dapat menghambat integrasi :
======
masalah besar yang di hadapi indonesia adalah sulitnya itegrasi antara 1 dengan yang lainnya. masyarakat" yang ada di indonesia mereka tetap hidup berdampingan pada kemajemukannya,
berikut adalah beberapa variabel yang dapat menghambat integrasi :
1. Klaim/Tuntutan
penguasaan atas wilayah-wilayah yang di anggap sebagai miliknya
2. Isu
asli tidak asli berkaitan dengan perbedaan kehidupan ekonomi antar warga negara
indonesia asli dengan keturunan lain
3. agama, sentimen agama dapat di gerakkan untuk
mempertajam kesukuan.
4. prasangka
yang merupakan sikap permusuhan terhadap seseorang golongan tertentuk.
Dalam hal ini masyarakat indonesia seringkali terhambat integrasinya karena variabel variabel yang di sebutkan di atas. masyarakat indonesia pada umumnya masih sulit untuk menerima sesuatu yang baru ataupun yang berbeda dengan yang biasa ia temukan. misalnya saja antar agama masih sering terjadi permusuhan/ sering terjadi perang agama di desa-desa yang berada di pulau jawa. hal tersebut menunjukkan bahwa betapa sulitnya bagi mereka untuk berintegrasi tanpa menyangkut pautkan variabel-variabel yang ada di atas tadi.. [4]
Dalam hal ini masyarakat indonesia seringkali terhambat integrasinya karena variabel variabel yang di sebutkan di atas. masyarakat indonesia pada umumnya masih sulit untuk menerima sesuatu yang baru ataupun yang berbeda dengan yang biasa ia temukan. misalnya saja antar agama masih sering terjadi permusuhan/ sering terjadi perang agama di desa-desa yang berada di pulau jawa. hal tersebut menunjukkan bahwa betapa sulitnya bagi mereka untuk berintegrasi tanpa menyangkut pautkan variabel-variabel yang ada di atas tadi.. [4]
V. INTEGRASI NASIONAL
Integrasi nasional adalah usaha dan proses mempersatukan perbedaan perbedaan
yang ada pada suatu negara sehingga terciptanya keserasian dan keselarasan
secara nasional.
Seperti yang kita ketahui, Indonesia merupakan bangsa yang sangat besar baik
dari kebudayaan ataupun wilayahnya. Di satu sisi hal ini membawa dampak positif
bagi bangsa karena kita bisa memanfaatkan kekayaan alam Indonesia secara bijak
atau mengelola budaya budaya yang melimpah untuk kesejahteraan rakyat, namun
selain menimbulkan sebuah keuntungan, hal ini juga akhirnya menimbulkan masalah
yang baru. Kita ketahui dengan wilayah dan budaya yang melimpah itu akan
menghasilkan karakter atau manusia manusia yang berbeda pula sehingga dapat
mengancam keutuhan bangsa Indonesia.
Faktor-faktor pendorong integrasi nasional sebagai berikut:
1. Faktor sejarah yang menimbulkan rasa senasib dan seperjuangan.
2. Keinginan untuk bersatu di kalangan bangsa Indonesia sebagaimana dinyatakan
dalam Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928.
3. Rasa cinta tanah air di kalangan bangsa Indonesia, sebagaimana dibuktikan
perjuangan merebut, menegakkan, dan mengisi kemerdekaan.
4. Rasa rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan Negara, sebagaimana
dibuktikan oleh banyak pahlawan bangsa yang gugur di medan perjuangan.
5. Kesepakatan atau konsensus nasional dalam perwujudan Proklamasi Kemerdekaan,
Pancasila dan UUD 1945, bendera Merah Putih, lagu kebangsaan Indonesia Raya,
bahasa kesatuan bahasa Indonesia.
Faktor-faktor penghambat integrasi nasional sebagai berikut:
1. Masyarakat Indonesia yang heterogen (beraneka ragam) dalam faktor-faktor
kesukubangsaan dengan masing-masing kebudayaan daerahnya, bahasa daerah, agama
yang dianut, ras dan sebagainya.
2. Wilayah negara yang begitu luas, terdiri atas
ribuan kepulauan yang dikelilingi oleh lautan luas.
3. Besarnya kemungkinan ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan yang
merongrong keutuhan, kesatuan dan persatuan bangsa, baik yang berasal dari
dalam maupun luar negeri.
4. Masih besarnya ketimpangan dan ketidakmerataan pembangunan dan hasil-hasil
pembangunan menimbulkan berbagai rasa tidak puas dan keputusasaan di masalah
SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antar-golongan), gerakan separatisme dan
kedaerahan, demonstrasi dan unjuk rasa.
5. Adanya paham “etnosentrisme” di antara beberapa suku bangsa yang menonjolkan
kelebihan-kelebihan budayanya dan menganggap rendah budaya suku bangsa lain.
Contoh wujud integrasi nasional, antara lain sebagai berikut:
1. Pembangunan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) di Jakarta oleh Pemerintah
Republik Indonesia yang diresmikan pada tahun 1976. Di kompleks Taman Mini
Indonesia Indah terdapat anjungan dari semua propinsi di Indonesia (waktu itu
ada 27 provinsi). Setiap anjungan menampilkan rumah adat beserta aneka macam
hasil budaya di provinsi itu, misalnya adat, tarian daerah, alat musik khas
daerah, dan sebagainya.
2. Sikap toleransi antarumat beragama, walaupun agama kita berbeda dengan
teman, tetangga atau saudara, kita harus saling menghormati.
3. Sikap menghargai dan merasa ikut memiliki kebudayan daerah lain, bahkan mau
mempelajari budaya daerah lain, misalnya masyarakat Jawa atau Sumatra, belajar
menari legong yang merupakan salah satu tarian adat Bali. Selain anjungan dari
semua propinsi di Indonesia, di dalam komplek Taman Mini Indonesia Indah juga
terdapat bangunan tempat ibadah dari agama-agama yang resmi di Indonesia, yaitu
masjid (untuk agama Islam), gereja (untuk agama Kristen dan Katolik), pura
(untuk agama Hindu) dan wihara (untuk agama Buddha). Perlu diketahui, bahwa
waktu itu agama resmi di Indonesia baru 5 (lima) macam.
Contoh-contoh pendorong integrasi nasional :
– Adanya rasa keinginan untuk bersatu agar menjadi negara yang lebih maju dan
tangguh di masa yang akan datang.
– Rasa cinta tanah air terhadap bangsa Indonesia
– Adanya rasa untuk tidak ingin terpecah belah, karena untuk mencari
kemerdekaan itu adalah hal yang sangat sulit.
– Adanya sikap kedewasaan di sebagian pihak, sehingga saat terjadi pertentangan
pihak ini lebih baik mengalah agar tidak terjadi perpecahan bangsa.
– Adanya rasa senasib dan sepenanggungan
– Adanya rasa dan keinginan untuk rela berkorban bagi bangsa dan negara demi
terciptanya kedamaian. [5]
Sumber [2]: http://ilmusosialdasar-lintang.blogspot.com/2012/10/prasangka-diskriminasi-dan-etnosentrisme.html
Langganan:
Postingan (Atom)