Sabtu, 21 Maret 2020

Kisahku Bekerja dari Rumah

Entah aku menyebut ini sebagai berkah atau bukan. Namun yang jelas, selama ada wabah di negeriku ini dan Presiden menganjurkan sebagian besar masyarakatnya untuk tidak melakukan kegiatan di luar rumah dan berkerumunan, aku menjadi lebih tenang. Ya, aku merasa lebih baik dibandingkan saat sebelum ada wabah yang mengharuskan aku pergi ke kantor untuk bekerja.

Mengendari motor menuju kantor bukanlah perkara yang mudah bagi orang yang tidak sabaran seperti aku ini. Aku selalu memaki orang yang tidak becus dalam berkendara. Belum lagi terkena polusi asap kendaran, debu, itu sangat menjengkelkan.

Selain lebih tenang, saat ini aku lebih banyak waktu bersama orang tuaku. Tidak banyak topik yang dibahas dalam perbincangan di meja makan. Paling seputar Corona lagi. Walaupun perbincangan kecil, tapi terasa bermakna.

Banyak hal yang tidak sempat aku lakukan di rumah, bisa aku lakukan saat ini. Salah satunya membaca novel. Di rumahku ini banyak buku-buku yang belum sempat aku baca semuanya. Aku harus bisa membuat perubahan pada diriku.

Berada di rumah untuk menghindari wabah buka berarti aku sedang libur. Aku masih tetap harus bekerja di rumah sesuai dengan jadwal yang diberikan. Namun ada saja kendala yang aku alami seperti jaringan internet wifi rumahku yang tidak stabil yang mengharuskan aku untuk menggunakan jaringan ponsel, lalu laptopku lama membuka link halaman tertentu yang menyebabkan aku harus over time dalam bekerja. But, practice makes perfect. Aku belajar dari pengalaman tersebut dan mencoba untuk tidak mengulanginya lagi.

Semua percakapan menggunakan media sosial whatsapp, akan ada batasan tertentu yang menyebabkan miskom. Jadi aku masih terus belajar untuk lebih aktif lagi dalam berkounikasi.

Semoga kita semua masih diberikan kesehatan untuk bisa menjadi pribadi yang lebih baik dari kemarin.