Senin, 17 November 2014

TUGAS 7 ILMU SOSIAL DASAR: MASYARAKAT PERKOTAAN DAN MASYARAKAT DESA

1.      Masyarakat Perkotaan
-          Pengertian Masyarakat
Kumpulan dari sejumlah orang dalam suatu tempat tertentu yang menunjukkan adanya pemilikan atas norma-norma hidup bersama walaupun didalamnya terdapat lapisan atau lingkungan sosial. Secara geografis dan sosiologis dapat dibedakan menjadi masyarakat perkotaan dan masyarakat pedesaan (glosarium) [1] [2]

Masyarakat (society) diartikan sebagai sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Kata "masyarakat" sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab, musyarak. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.

Adapun pengertian masyarakat menurut para ahli adalah :
a.Selo Soemardjan, Masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan.
b. Max Weber, Masyarakat sebagai suatu struktur atau aksi yang pada pokoknya ditentukan oleh harapan dan nilai-nilai yang dominan pada warganya.
c.  Emile Durkheim, Masyarakat adalah suatu kenyataan objektif
individu-individu yang merupakan anggota-anggotanya.
d. Karl Marx, Masyarakat adalah suatu struktur yang menderita ketegangan organisasi ataupun perkembangan karena adanya pertentangan antara kelompok-kelompok yang terpecah-pecah secara ekonomis.


-          Syarat Menjadi Masyarakat
Menurut Marion Levy diperlukan empat kriteria yang harus dipenuhi agar sekumpolan manusia bisa dikatakan / disebut sebagai masyarakat.

1. Ada sistem tindakan utama.
2. Saling setia pada sistem tindakan utama.
3. Mampu bertahan lebih dari masa hidup seorang anggota.
4. Sebagian atan seluruh anggota baru didapat dari kelahiran / reproduksi manusia. [3]

-          Pengertian Masyarakat Perkotaan
Masyarakat perkotaan sering disebut urban community . Pengertian masyarakat kota lebih ditekankan pada sifat kehidupannya serta cirri-ciri kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan.

-          Tipe Masyarakat
Dipandang dari cara terbentuknya, masyarakat dapat dibagi dalam :
masyarakat paksaan, misalnya Negara, masyarakat tawanan, dan lain-lain
masyarakat merdeka, yang terbagi dalam :

1)      masyarakat nature, yaitu masyarakat yang terjadi dengan sendirinya, seperti gerombolan, suku, yang bertalian dengan hubungan darah atau keturunan
2)      masyarakat kultur, yaitu masyarakat yang terjadi karena kepentingan keduniaan atau kepercayaan, misalnya koperasi, kongsi perekonomian, gereja dan sabagainya [4]

-          Ciri-Ciri Masyarakat Kota
Ada beberapa ciri yang menonjol pada masyarakat kota yaitu :

1. Kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa. 

2. Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain. Yang penting disini adalah manusia perorangan atau individu.

3. Pembagian kerja di antara warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata.

4. Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota dari pada warga desa.

5. Interaksi yang terjadi lebih banyak terjadi berdasarkan pada faktor kepentingan dari pada faktor pribadi.

6. Pembagian waktu yang lebih teliti dan sangat penting, untuk dapat mengejar kebutuhan individu.

7. Perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di kota-kota, sebab kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh dari luar.


2.      Masyarakat Pedesaan
-          Pengertian Desa

Yang dimaksud dengan desa menurut Sutardjo Kartohardikusuma mengemukakan sebagai berikut :
Desa adalah suatu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu masyarakat pemerintahan sendiri.

Menurut Bintaro desa merupakan perwujudan atau kesatuan geograpi, sosial, ekonomi, politik dan cultural yang terdapat di situ (suatu daerah) dalam hubungannya dan pengaruhnya secara timbal balik dengan daerah lain.

Sedangkan menurut Paul H. Landis : Desa adalah penduduknya kurang dari 2.500 jiwa .
Dengan cara sebagai berikut :
a)      Mempunyai pergaualan hidup yang saling kenal mengenal antar ribuan jiwa
b)     Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukaan terhadap kebiasaan. 
c)      Cara berusaha (ekonomi) adalah agraris yang paling umum yang sangat di pengaruhi alam seperti: iklim, keadaan alam, kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang bukan agraris adalah bersifat sambilan.

-          Ciri-ciri masyarakat pedesaan

a)      Di antara warganya mempunyai hubungan yang lebih mandalam dan erat bila di bandingkan dengan masyarakat pedesaan lainnya di luar batas-batas wilayahnya.
b)     Sebagian besar warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian.
c)      Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan (Gemeinschaft atau paguyuban ).
d)     Masyarakat tersebut homogen, seperti dalamhal mata pencarian, agama, adat istiadat dan sebagainya. [5]

-          Unsur-Unsur Desa
Dalam pembentukan sebuah desa terdapat 3 unsur pokok:
a.) Daerah/wilayah yang merupakan tempat tinggal dan tempat beraktivitas.
b.) Penduduk adalah terkait dengan kualitas dan kuantitas.
c.) Tata kehidupan atau aturan – aturan yang berhubung langsung dengan keadan masyarakat dan adat istiadat setempat.
Dalam perkembangan suatu tempat menjadi suatu desa atau kota tidak lepas dari keinginan serta kemampuan manusia yang tinggal di tempat itu, karena desa dan kota pada dasarnya adalah sama, merupakan tempat tinggal penduduk. Yang membedakan adalah perkembangannya. [6]

-          Fungsi-Fungsi Desa
1)      Desa sebagai hinterland (pemasok kebutuhan bagi kota).
2)      Desa merupakan sumber tenaga kerja kasar bagi perkotaan.
3)      Desa merupakan mitra bagi pembangunan kota.
4)      Desa sebagai bentuk pemerintahan terkecil di wilayah Kesatuan Negara Republik Indonesia. [7]

3.      Perbedaan Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat Perkotaan


4.      Tentang Kampung Halaman Saya
Saya memiliki dua kampung halaman, yaitu di daerah Kota Cimahi dan Citeureup, Bogor. Di Cimahi adalah kampung halaman dari Ayah saya dan Bogor adalah dari Ibu saya. Sebelumnya kampung halaman Ibu saya ada di Bekasi, namun sekarang sudah pindah ke Bogor karena Nenek saya ingin mencari ketenangan di daerah Bogor sana dan ingin pula bercocok tanam disana.

Di Cimahi saya selalu melihat banyak pusat pelatian tentara. Selalu ada bunyi terompet untuk membangunkan para tentara yang sedang dilatih disana karena rumah Kakek dari Ayah saya memang tinggal bersebelahan dengan PUSDIK ARMED (Pusat Pendidikan Artileri Medan). Kakek saya dahulu adalah seorang pejuang kemerdekaan RI tahun 1945, Alhamdulillah sampai tugas ini diketik, beliau masih panjang umur. Tempat ini juga dekat dengan lapangan Brigif 15 Kujang dimana tempat tersebut biasa digunakan sebagai tempat latihan tentara sekaligus tempat untuk berolahraga para warga setempat, seperti sepak bola, bulu tangkis, volley, dll.

Di Citeureup, Bogor, saya agak lupa dengan daerahnya dimana namun saat kesana saya seperti naik turun bukit, dan itu cukup curam. Dan ada titik dimana mobil Ayah saya tidak mampu untuk terus melanjutkan sampai ke rumah Nenek saya. Sampai dititik tersebut, saya dan orang tua saya memutuskan untuk menggunakan ojek motor untuk melanjutkan perjalanan menuju ke rumah Nenek saya. Setelah sampai di rumah Nenek Saya, kesan pertama setelah melihat rumah nenek saya itu yaitu “Sederhana”. Rumah disana cukup membuat saya prihatin, pasalnya saat rumah nenek saya masih di Solo masih lebih baik dibandingkan dengan yang di Bogor ini karena disini belum di plur atau sebutannya belum di Keramik. Tempat ini membuat seakan-akan sedikit kumuh. Rumah ini juga menggunakan model Joglo dan hal itu membuat rumah ini unik, karena selain rumah tersebut menggunakan model joglo, rumah tersebut memiliki halaman yang sangat luas dengan tanaman sayur mayor tertanam disana. Saat saya melihat seluruh ruangan ada hal yang cukup memprihatinkan, yaitu saat ingin ke kamar mandi dan disana sulit untuk mendapatkan air. Untuk mendapatkan air kita harus menimba air dari sumur dan itu cukup berat. Tapi terkadang saat musim panas tiba, air di sumur rumah nenek saya kering dan kita harus mengmbil air di rumah  tetangga dengan jerigen ataupun ember dan jaraknya itu sekitar lebih dari 500 meter ditambah jalanan yang terjal menanjak dan menurun seperti saat kita mendaki gunung. Namun dibandingkan dengan rumah kakek saya yang di Cimahi, disini lebih ke pedesaan diandingkan yang di Cimahi yang lebih terlihat seperti kota meskipun ini memang sebuah kota. Di Citeureup saya lebih mengenal yang namanya bercocok tanam dan dapat mensyukuri apa yang telah Tuhan berikan kepada saya seperti kemudahan hidup yang saya dapatkan sekarang ini apalagi dilingkungan Citeureup ini saya banyak melihat teman sebaya saya yang putus sekolah karena tidak memiliki biaya.

Seperti itulah sekilas tentang kampung halaman saya. Terima kasih atas perhatiannya.

Referensi [2]: Glosarium kemsos.go.id
Referensi [7]: http://blogdesa.mywapblog.com/fungsi-desa.xhtml

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah dengan bahasa yang baik