Karya: Mukti Muhamad Irvan
Pernah ku
lihat warna-warna indah di langit
Saat itu
sunyi setelah hujan lebat
Tetesan air
dari genting rumahku
Menjadi
musik pengiring kala itu
Aroma segar tercium hingga sejuk
batin ini
Suasana yang jarang kutemui
Basah dan damai
Langit pun meredupkan matahari
dengan cumulonimbus-nya
Tak ada yang
jauh berbeda dengan di Sekolah
Namun yang
berbeda disini tidak hujan
Bagaimana
bisa sedang tidak hujan namun terasa hujan?
Hanya dengan
sebuah aksara yang tersusun rapih lalu aku merasa gembira?
Ada kekuatan dibalik kata-kata itu
Menggerogoti hati yang lembut ini
Semua tampak biasa saat kau baca
Tapi bagiku itu adalah api yang dilema
antara hati dan sujud
Seperti apa
aku harus menanggapinya?
Kata demi
kata kubaca
Seakan bisa
mendengar dirimu berucap
Dengan suara
khasmu yang indah
Dengan nama tercantum dalam suratnya
Apa aku sudah gila karenanya?
Ah pikiranku sudah tak menginjak
bumi
Terbang tinggi melintasi batas
nirwana
Namun itu tetap
seperti pelangi
Menghilang
seiring berjalannya waktu
Tak ada yang
bisa aku lakukan
Selain
meratapi kepergian yang tak bisa kutahan!
Semua pun berubah menjadi biasa
Hanya melalui hati aku merasakan
semuanya
Rasa hangat yg memberiku kekuatan
Hingga akhirnya kita dipertemukan
kembali
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan bahasa yang baik