Sabtu, 10 Januari 2015

Puisi: Pelangi Terindah

Karya: Mukti Muhamad Irvan
Pernah ku lihat warna-warna indah di langit
Saat itu sunyi setelah hujan lebat
Tetesan air dari genting rumahku
Menjadi musik pengiring kala itu
            Aroma segar tercium hingga sejuk batin ini
Suasana yang jarang kutemui
            Basah dan damai
            Langit pun meredupkan matahari dengan cumulonimbus-nya
Tak ada yang jauh berbeda dengan di Sekolah
Namun yang berbeda disini tidak hujan
Bagaimana bisa sedang tidak hujan namun terasa hujan?
Hanya dengan sebuah aksara yang tersusun rapih lalu aku merasa gembira?
            Ada kekuatan dibalik kata-kata itu
            Menggerogoti hati yang lembut ini
            Semua tampak biasa saat kau baca
            Tapi bagiku itu adalah api yang dilema antara hati dan sujud
Seperti apa aku harus menanggapinya?
Kata demi kata kubaca
Seakan bisa mendengar dirimu berucap
Dengan suara khasmu yang indah
            Dengan nama tercantum dalam suratnya
            Apa aku sudah gila karenanya?
            Ah pikiranku sudah tak menginjak bumi
            Terbang tinggi melintasi batas nirwana
Namun itu tetap seperti pelangi
Menghilang seiring berjalannya waktu
Tak ada yang bisa aku lakukan
Selain meratapi kepergian yang tak bisa kutahan!
            Semua pun berubah menjadi biasa
            Hanya melalui hati aku merasakan semuanya
            Rasa hangat yg memberiku kekuatan
            Hingga akhirnya kita dipertemukan kembali

            

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah dengan bahasa yang baik